September 10, 2024
Image default
Editor's PicksHot NewsMusikosistem

Dilema Musik AI: Antara Inspirasi Artistik Dan Batasan Hukum

Depok – Dilema Musik AI: Antara Inspirasi Artistik dan Batasan Hukum. Dalam lanskap musik yang terus berkembang, munculnya AI cover song telah memicu perdebatan sengit antara para penggemar teknologi, industri musik, dan ahli hukum. Gelombang kreativitas baru ini,  telah membawa sejumlah tantangan. Mulai dari meniru suara penyanyi terkenal hingga kompleksitas hukum seputar masalah hak cipta.

Definisi AI cover song:

AI cover song menggunakan kecerdasan buatan untuk meniru suara penyanyi terkenal dan meng-cover lagu yang sudah ada tanpa izin dari penyanyi asli. Inovasi ini memudarkan batas antara manusia dan mesin dalam penciptaan musik.

Kemiripan Sonik:

AI cover song berusaha untuk mendekati gaya dan nuansa vokal dari artis terkenal. Misalnya, versi AI dari Ariana Grande mungkin dengan sempurna menyanyikan “Kill Bill” dari SZA, sementara AI Justin Bieber dapat meng-cover “Flowers” dari Miley Cyrus dengan akurasi yang menakjubkan.

Perlawanan dari Label-label Besar:

Universal Music Group (UMG) memimpin perlawanan terhadap musik AI. UMG telah memperingatkan platform seperti Spotify dan Apple Music agar tidak membiarkan sistem AI menarik musik dan lirik dari platform mereka untuk membuat AI cover song.

 

Baca juga: Generative AI Dan “Fake Drakes”: Revolusi Musik Di Era Digital

 

Keberatan dari Label-label Besar:

Recording Industry Association of America (RIAA) berpendapat bahwa AI cover song tidak sah dan melanggar hak-hak musisi. Dan sekali lagi Universal Music menekankan tanggung jawab moral dan komersial dalam mencegah penggunaan tidak sah dan melindungi hak-hak musisi.

Perbandingan dengan Pertunjukan Cover Tradisional:

Beberapa pihak berpendapat bahwa AI cover song tidak secara mendasar berbeda dari pertunjukan tribute tradisional. Seperti contohnya versi cover oleh  The Fab Four (band tribute Beatles) atau The Machine (band tribute Pink Floyd). Namun, pengenalan teknologi AI menambahkan lapisan kompleksitas pada praktik lama ini.

Kompleksitas Hukum:

Tantangan hukum yang dihadapi oleh label-label besar adalah tidak cukupnya perangkat hukum hak cipta  sebelum munculnya musik AI. Hal ini mempersulit regulasi dan penegakan konten yang dihasilkan oleh AI dan membawa industri musik  berjuang di  wilayah yang belum dipetakan.

Saat AI cover song terus menciptakan gejolak dalam industri musik, muncul dilema musik AI: antara inspirasi artistik dan batasan hukum. Penyelesaian konflik ini kemungkinan akan membentuk lanskap masa depan penciptaan musik, dengan kebutuhan akan pembaruan hukum hak cipta dan pertimbangan etika berada di garis depan pembahasan.

Yuk masuki bisnis musik lagu kalian ke industri musik, kapan lagi jika tidak memulai sekarang? Kunjungi www.stoodiohits.com 

Related posts

Whizzkid dan Hengky Supit lepas kangen di 30 tahun berkarya

Stoodent

Putri Ariani, artis yang Berikan Inspirasi di Tahun 2023 dapat Penghargaan Ami Awards

Stoodent

Kaset Awards, Penghargaan musik dari insan jurnalis siap digelar perdana

Angga Foster

Leave a Comment